Selasa, 17 Mei 2011

Merindukan Hujan

 

Hujan...
Saya merindukan saat-saat ketika saya bisa leluasa bermain dengan hujan. Dengan kaki telanjang menembus hujan dan berlarian sesuka hati saya. Yah..saat itu saya kecil sangat bersahabat dengan hujan, tidak peduli walaupun bibir sudah membiru dan tubuh saya mulai menggigil. Hanya panggilan dari ibunda tersayang saya yang mampu membuat saya kembali ke rumah walaupun hujan belum reda.

Begitu juga ketika saya beranjak remaja, ketika pulang sekolah dan hujan datang. Tanpa berfikir panjang saya masukkan tas dan sepatu saja ke dalam kresek besar, memastikan bahwa semuanya tidak akan terkena air hujan kemudian saya berjalan dengan tenangnya menembus hujan. Sambil memainkan genangan air dengan kaki saya, saya sangat menikmati hujan tidak peduli bagaimana orang-orang memandang saya saat itu.

Seperti sekarang ketika mendung menyelimuti hati saya, saya merindukan hujan. Dalam hujan saya bisa leluasa menangis mengusir gundah dalam hati. Hanya hujan yang mampu menyamarkan air mata saya hingga tak satupun orang tahu bahwa saat itu saya sedang menangis. Saya ingin kembali ke masa itu, masa di saat saya bisa berjalan menikmati hujan tanpa payung dan dengan kaki telanjang. Saya merindukan hujan.....

3 komentar:

  1. terkadang aku juga menilai dalam rintik2 hujan, luka dan lara akan terhapus, ^_^

    BalasHapus
  2. Sekarang juga masih bisa kok Al.. asal cukup cuek ajaa biar ga malu udah gede masih girang2an di tengah ujan, hehehehe..

    kalo maluu yaah di teras rumah aja main ujannya gimanaa? yang penting hasrat tersalurkan, hehehe!

    BalasHapus
  3. yhantee : bener banged :)
    Bhi : he em ujan-ujanan di teras rumah ajah ya, good idea hihihihi :)

    BalasHapus