Rabu, 30 Mei 2012

So Tired!

Aku lelah... sangat!
Lelah hati ini untuk diam terus menerus...
Lelah untuk membunuh mimpi yang kian lama kian nyata menggoda
Lelah untuk bersandiwara dalam senyum manisku

Aku lelah...sampai saat ini aku masih lelah!
Lelah untuk berpura-pura bahwa aku baik-baik saja
Sungguh...aku lelah sekali dengan episode ini
Isinya tidak lebih dari kepura-puraan

Lalu...sampai kapan harus seperti ini terus?
Aku tak sanggup Ya Allah.... :'(

Jumat, 18 Mei 2012

Hai...Pakabar?


Pantai...teriakku dalam hati, selalu saja mempesonaku gradasi warna birunya itu lho yang selalu saja membuat hati damai. Dan pantai ini tidak banyak berubah masih terasa sama dari pertama kali berkunjung. Pandanganku langsung tertuju pada sepasang kursi di salah satu sisi pantai. Kursi itu memang paling nyaman untuk diduduki karena dari sana bisa memandang hamparan birunya pantai lengkap dengan ombak-ombak yang berkejaran. Tergoda juga hatiku untuk mendekatinya dan sejenak menikmati suasana yang dulu pernah singgah di sudut hati ini. Belum lama aku duduk di kursi itu, belum puas aku menikmati semilir angin yang menerpa jilbab merah jambuku ketika itu tiba-tiba lamunanku harus menyingkir dalam sekejap.

 "Assalamu'alaikum...alia.." suara itu tidak asing lagi di telingaku hanya saja sekarang terdengar lebih berat. Dulu suara itu membuat hatiku berdesir-desir, suara itu jua yang dulu memporak-porandakan hari-hariku sesaat. "Wa'alaikumsalam warahmah..." jawabku dengan setengah hati menatap wajahnya. Wajah seorang laki-laki yang dulu begitu teduh, sekarang masih seperti itu adanya. Berlahan gambaran masa laluku dengannya berkelibat silih berganti di benakku dan kucoba menghalau agar bayangan itu tidak terus berlanjut. "Apakabar Al?" tanpa kusadari sosok itu sudah duduk di sebelahku, kurapikan dudukku dan kujawab sekenanya, padat singkat jelas "Alhamdulillah sehat" tidak ingin lagi kumemandang sorot matanya, tak ingin lagi kumenikmati senyum yang dulu pernah menjadi bagian dari hidupku - sudah cukup -. "Tak kusangka kita dipertemukan lagi ya Al...di pantai ini pula, banyak kenangan denganmu di sini dan sampai saat ini masih membekas di benakku. Ya kan Al? kau masih ingat bukan hari dimana kita menghabiskan waktu kita di pantai ini?". Antara sadar dan tidak aku mendengarkan setiap celotehnya dan tidak ada jawaban keluar dari mulutku selain senyuman yang terlihat jelas aku paksakan.

"Kau bahagia Al?" ah...kenapa pertanyaan itu yang dia ajukan..protes batinku "Kadang..." kenapa juga aku jawab begitu bukankah ada jawaban yang lebih bagus lagi protes hatiku :'( "Kau tidak bahagia maksudmu?" hufh...lagi-lagi pertanyaan yang tidak aku suka! kali ini aku tidak menjawab pertanyaannya. Dan rupanya sikapku tidak membuatnya menyerah untuk menyuguhiku sejuta pertanyaan. "Bagaimana dengan pernikahanmu?" Semakin lama dia bertanya rasanya semakin tidak membuatku nyaman, pantai yang tadinya begitu indah kini tidak lagi walaupun pandanganku sedari tadi tidak lepas dari ombak-ombak yang berlarian dengan riangnya itu tapi tetap saja aku tidak menikmatinya. "Baik-baik saja" ketusku dan sosok itu masih saja bisa menikmati indahnya pantai milikku -tadinya sebelum ia datang- sesekali dia melirik dan memandang wajahku, aku tahu itu dia memandangku, memandang wajah yang dulu begitu ceria bersamanya, wajah yang dulu pernah membuatnya galau tingkat dewa hehehe

"Al....melihatlah padaku...aku tidak sedang berbicara pada pasir, tidak juga dengan pantai dan ombak, aku berbicara padamu Al, lihatlah aku sebentar saja. Apa kau tidak ingin melihat laki-laki yang dulu begitu mencintaimu? Apa kau tidak ingin tahu bagaimana dia menjadi seorang ayah sekarang?" hah...berbicara apa orang ini? bisa-bisanya berbicara seperti itu padaku, punya hak apa dia menyuruh-nyuruh aku hah...? hatiku masih sakit karena dia rupanya, tidak seharusnya sakit itu berbekas, seharusnya sudah sembuh total tanpa bekas sedikitpun. Tapi ternyata kini luka itu terbuka lagi dan rasanya perih karena air laut yang asin ini. Aku masih tidak berkutik dari diamku, pandanganku masih saja lurus ke depan dan kosong, itu yang kurasa. "Kau masih secantik dulu bahkan sekarang kau terlihat lebih cantik dan semakin dewasa, tapi maaf kau semakin kurus" ssssttt diam! kau tidak pantas menilaiku sekarang. Kali ini mataku tajam menatapnya dan aku yakin degup jantungnya sedang naik turun karenanya bukan terpesona olehku tentunya tapi karena aura kebencian yang masih tersisa di mataku padanya.

Berlahan kucoba menguasai amarahku yang lucu bin aneh ini. Seperti anak kecil saja diri ini, kuperbanyak istighfar dan sholawat biar syetan-syetan dalam hatiku terbakar dan menghilang hehehe. Kasihan sosok itu juga dicuekin dari tadi :). Pelan-pelan kulembutkan tatap mataku, sesekali kuberikan senyuman yang tulus dari hati. Dan kembali dia tersenyum sambil bercerita ini itu kepadaku. Tentang hidupnya sekarang, tentang anaknya yang sedang belajar mengeja kata A-Y-A-H, tentang hafalan Qur'annya yang tinggal beberapa juz lagi. Tak lupa ia selipkan ceplikan-cuplikan cerita saat denganku tentang mimpi yang terkubur begitu saja dan tentang air mata yang saat itu sering tak terbendung. Jujur, jauh di dasar hatiku aku merasa sedang mengkhianati seseorang yang saat ini begitu mencintai dan menjagaku, seseorang yang mungkin tidak lebih baik dari sosok itu tapi seseorang itu mampu menjadi yang terbaik untukku kemarin, saat ini, esok dan selamanya -dialah suamiku- "Ya Rabb...ampuni hamba sungguh tidak ada maksud untuk berada di suasana seperti ini, sungguh bukan inginku berdua dengannya disini, ampuni hamba jika ini adalah khianat tapi sungguh Ya Allah tidak ada perasaan apapun yang membuatku berpaling ke sosok ini."

....kaulah yang pertama ingin kulihat saat mentari mulai bersinar...kaulah yang terakhir ingin kulihat saat kupejamkan mata....lantunan dari lagunya Abdul dan teman-temannya ini mengharuskan sosok itu berhenti dari cerita panjangnya dan aku sendiri tersadar bahwa sudah terlalu lama aku meninggalkan rumah singgah tempat keluarga besarku beristirahat di sudut pantai itu. Kuraih handphone dalam tas "NdudQ" tertera di layar. Itu suamiku, sebentar aku menyingkir dari tempatku duduk dan menerima telfon dari suamiku tersayang, semakin merasa bersalah saja ketika suamiku lama menungguku sedangkan aku berlama-lama duduk dengan laki-laki yang bukan mukhrimku :'( tak lama aku pamit pada sosok itu dengan membawa seribu pertanyaan dan hujaman yang sudah kuputuskan untuk aku lupakan.

"Maaf...aku harus balik mas, sudah terlalu lama aku menghilang dari rombonganku hehehe, maaf juga tadi dah sewot ya sorry i didn't mean to, syukron dah ditemenin duduk-duduk disini" ih..aneh rasanya memanggilnya "mas" dulu aku memanggil dia dengan sebutan "kak". Dengan seutas senyum terindah, dengan tatapan mata yang teduh yang dulu pernah kuberikan padanya aku berpamitan, aku merapikan jilbabku yang berkibar-kibar diterpa angin dan bersiap-siap berlalu tapi dia menghentikan langkahku "Al...inget janji kita waktu itu...salah satu dari kita harus bahagia, kau harus bahagia Al...!" kali ini suara itu terdengar agak parau mungkin dia sedang menata hatinya (lagi). Aku tersenyum menyakinkan dia bahwa aku baik-baik saja "bukan salah satu dari kita mas...tapi kita...kau bahagia dengan hidupmu begitu juga denganku, aku bahagia dengan orang-orang hebat di sekitarku. Salam ke dede' kecil dan bundanya ya mas" timpalku lalu kukatupkan kedua tanganku di dadaku bertanda jabat erat dariku "Assalamu'alaikum..." dia membalas salamku dan mengatupkan kedua tangannya juga di dadanya.

Ya Rabbi....apa maksud semua ini Ya Allah...kenapa Engkau pertemukan lagi hamba dengannya? di tempat yang sama aku dengannya pernah merajut mimpi. Kenapa Ya Rabb Engkau membuka kembali kenangan dengannya ketika Diri ini sudah bukan yang dulu lagi? Ya Allah....jagalah hati ini agar tidak terbuai oleh syetan yang selalu keukeuh merayu dan menjerumuskan diri ini, jagalah dia dan kami semua. Jauhkan kami dari fitnah yang bisa membuat keluarga kami menerima cercaan dan hinaan. Amiin...^ ^ Tak henti-hentinya istighfar kusuarakan dalam hatiku, tak kulepas sadarku dari sholawat dan salam pada Rasulku berharap Beliau akan memberikan syafa'atnya pada kami semua.

Di ujung senja yang mulai kemuning dan kutengok sejenak tempatku tadi menikmati pantai, masih kulihat sosok itu duduk sendirian menjemput sunset. Kali ini tidak ada air mata yang tersisa untuknya, tidak ada sesak di hati ketika aku menjauh darinya, semua terasa biasa saja -hambar- Tak ragu lagi aku berlari meninggalkannya menuju titik dimana suamiku berdiri tegak menantiku kembali. Sambil tersenyum cengar cengir manja aku meraih tangannya dan merasakan hangatnya genggaman tangannya. "Darimana saja sayangku....?" tanyanya sambil mencubit hidungku yang tak semancung hidungnya dan aku lagi-lagi cuman senyum-senyum memperlihatkan gingsulku yang kata orang membuatku terlihat manis ^ ^ kata orang lho ya bukan aku hehehe, jawabanku atas pertanyaannya "Luv U Sayang..." (ga' nyambung sama pertanyaannya yach? hihihi, biarin :D)

NB : gambarnya pinjem dari sini

Jumat, 11 Mei 2012

Itu Nikmat..Itu Pengingat..


Sakit itu nikmat maka nikmatilah... 
Karena ia akan membuatmu menyadari apa arti sehat
Sakit itu anugrah maka syukurilah...
Karena ia bisa menghapus dosa-dosamu sedikit demi sedikit

Tersenyumlah...jangan cemberut memikirkan sakitmu
Karena Allah sedang menyapamu dan ingin kau mendekat PadaNya
Mungkin nikmatnya sehat membuatmu terlupa akan Sang Pemilik Raga
Karena itu saatnya mendekat sekarang padaNya...
Bukanlah ketika kau sakit, merintih dan menangis ingatanmu selalu tertuju PadaNya?

Sudahlah...jangan kau paksakan tubuhmu untuk terus bertahan
Dosa bagimu jika kau mendzolimi tubuhmu sendiri
Robot saja bisa rusak bila digunakan terus menerus
Apalagi tubuhmu dia butuh istirahat sayang...
Sendi-sendimu juga butuh udara untuk bernafas

Sejenak...biarkan dia menenangkan diri
Biar tubuhmu bisa kembali sehat seperti semula dan menemanimu lagi sepanjang hari
Tidak usah memikirkan waktumu yang terbuang
Karena jatahmu sudah ditentukan di awal olehNya ^ ^

Tubuhku...
Maafkan aku jika melalaikanmu dan tidak menjagamu dengan baik
Sendi-sendiku...
Afwan jika aku terlalu keras memaksamu untuk terus bekerja untukku
Sekarang...Beristirahatlah :D
Mau spa? atau mau dipijat wahai tubuhku dan sendi-sendiku yang kucintai?
Get well soon yach ^ ^



Selasa, 08 Mei 2012

...Dariku Untukmu :*

Sayang...
Ini adalah surat pertamaku padamu setelah kita menikah, hem....surat pertama sejak kita bersama tepatnya :). Kau tahu sayang... sama sekali tak terlintas di benakku bahwa engkaulah seorang laki-laki yang pada akhirnya menemaniku melewati sisa umurku, bahwa engkaulah laki-laki yang dipilihkan Allah untuk menjadi imam dalam hidupku. Dan aku yakin kamu juga tidak pernah menyangka kalau akhir cerita kita sampai pada pernikahan hehehe :*
Sayang...
Dua bulan sudah kita menjalani pernikahan kita tapi rasanya kok seperti belum menikah yach, aku merasa tidak ada yang berubah dari sebelum menikah dan sesudah menikah. Dirimu masih tetap yang dulu, masih saja sabar, masih saja memanjakan diriku, semoga selamanya seperti ini ya sayang Amiin :). Ehm...bagaimana dengan aku sayang? apakah ada perubahan dengan sikapku setelah menikah? apa aku semakin manja? tambah cerewet? semakin menjengkelkan? hehehe semoga engga' :D kalaupun ada yang berubah dengan diriku ataupun dirimu semoga perubahan itu adalah perubahan yang baik Amiin lagi Ya Allah
Ya iyalah alia masih awal-awal nikah coba dech agak lamaan umur nikahnya yakin masih semanis ini? mungkin itu kali ya yang dikatakan sama sebagian yang sudah merasakan asam manisnya pernikahan hehehe
Insya Allah semoga tidak ada yang berubah dengan pernikahan ini masih semanis seperti di awal walau pasti ada asem, ada pahitnya juga semoga engga' banyak-banyak dan tetep manis pada akhirnya *maksa.com

Masku sayang...
Terima kasih ya sudah menjadi partner yang bisa diandalkan ^ ^, terima kasih telah dengan telaten menghadapi egoisku yang kadang masih saja muncul padahal kau tahu sayang aku sudah berusaha sekuat tenaga menghilangkannya, beneran... bukannya membela diri tapi itu kenyataan tidakkah kau merasakan perubahannya? hehehe *ngeles kaya' bajaj*. Terima kasih banyak sayang sudah menjadi kakak, sahabat dan tempatku bermanja-manja ria dan ga' banyak menuntut aku harus gini harus gitu, ga' boleh ini ga' boleh itu. Makasih dah merekakan pipinya buatku kucubitin, lengannya yang kadang kugigit habisnya bawaannya gemes gitu ke mas hohoho sakit ya sayang? muup :') *ngeles lagi

Masku...
Maafin ade' ya...yang masih belum bisa menjadi istri yang baik, menjadi istri yang solehah buat mas. Masih banyak yang harus ade' pelajari lagi buat jadi yang terbaik, engga' buat mas aja tapi buat ade' sendiri buat anak-anak kita kelak, buat keluarga besar kita juga buat orang-orang sekeliling kita. Someday I will...Insya Allah can be the best for you :)

Eiiittssss jangan senyum-senyum dulu sayang, bukan berarti mas jadi pangeran dengan sejuta kesempurnaan lho ya.... Kadang mas itu menjengkelkan, menjengkelkan ketika ade' bersih-bersih rumah sedangkan mas masih pulas dalam balutan selimut dengan wajah sepolos wajah bayi. Menjengkelkan lagi ketika ade' mencuci baju segunung mas bisa terbahak-bahak menikmati acara komedi di TV hufht....*lebay :p* Iyah tahu sayang...mas capekkan karena seharian kerja sampai tidurnya pulas banget seakan menemukan oase di padang pasir *lebay lagi. Iyah ade' tahu juga kalau kadang mas bantuin ade' membilas pakaian ade' tambah manyun, abisnya mas cerewet sih kadang.. ups, maap sayang keceplosan pisss :D

But...over all mas sosok suami yang menyenangkan, kan ga' ada tuh ya manusia yang sempurna tanpa kekurangan sedikitpun begitu juga dengan mas dan aku sendiri. Bahkan mungkin ketika mas me-list tentang aku banyakan kekurangan daripada kelebihannya ya... hehehe. Ah sudahlah seperti apa kita semoga kita saling instropeksi diri, selalu melangkah untuk menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik untuk masing-masing. Semoga Allah selalu membimbing jalan kita ya sayang. Semoga Allah selalu menuntun kita menghiasi rumah tangga ini dengan hiasan terindah untukNya sampai kapanpun sampai Allah sendiri yang memisahkan kita Amiin Ya Allah Amiin

 
Luv U Sayang :')  


With Love,

  -Alia-