Minggu, 29 Mei 2011

Bolehkah Saya Bertanya?

Ya Allah...
Bolehkah saya bertanya? sedikit saja
Kalau memang akhirnya berpisah kenapa Engkau pertemukan kami?
Kalau memang pada akhirnya kami tidak bisa bersatu, kenapa Engkau hadirkan rasa itu di hati kami?
Kalau selamanya kami tidak bisa saling memiliki kenapa Engkau membiarkan perasaan ini semakin kuat?

Ya Allah...
Engkau pasti tahu bahwa semua ini tidaklah mudah bagi kami
Kami memiliki perasaan yang sama tapi sama sekali tidak bisa saling memiliki dan mengisi
Sungguh Ya Allah, sulit bagi kami untuk membunuh rasa ini
Semua terlalu indah untuk dilupakan tapi terlalu sakit untuk dikenang

Ya Allah...
Kenapa tidak Engkau ambil saja perasaan kami ini?
Kenapa masih Engkau biarkan tumbuh bersemi di hati kami?
Apakah tidak pantas bagi kami untuk bersatu dan menjadikan semuanya halal?
ah...ampini kami Ya Rabb yang masih belum bisa ikhlas menerima takdirMu :(

*Hatiku tertawa mendengar pertanyaan-pertanyaanku di atas dan dia menasehatiku
Pertanyaanmu tidak perlu jawaban Al...karena aku yakin kamu sendiri tahu jawabannya!!! berhentilah protes dalam bentuk apapun!!! Apa kau meragukan TuhanMu memutuskan apa-apa atas dirimu???
*dan aku berkata kepada hatiku.. ga' usah pake tanda seru dan tanda tanya banyak-banyak napa? :(

Jumat, 27 Mei 2011

Sudah Di Halaman Berapakah?


Apa yang telah terjadi, sedang terjadi bahkan apa yang akan terjadi semuanya sudah tertulis dengan rapi dalam buku kita masing-masing di lauhul mahfudz. Salah satunya buku yang berisikan tentang hidup saya, halaman pertama adalah tanggal lahir saya, kisah pertama kalinya saya hadir di bumi Allah dengan tangisan saya yang pertama pada tanggal 27 mei, 27 tahun yang lalu. halaman kedua sampai dan seterusnya adalah perjalanan hidup saya dan halaman terakhir adalah hari dimana saya akan berpulang kepada Sang Pemilik Hidup.

Dan hari ini, entah sudah halaman berapa yang terbuka dari buku saya, mungkin masih di setengah dari tebalnya buku, mungkin sudah tinggal beberapa halaman menuju halaman terakhir. Tidak ada yang mengetahui tentang hal itu selain Allah. Apakah setiap halaman telah saya hiasi dengan kebaikan? Apakah hanya dengan kesia-siaan selama ini? Ya Allah semoga kebaikan yang saya lakukan lebih banyak dari hanya sekedar kesia-siaan.

Ya Allah Ya Rabb...
Terima kasih Engkau telah memberikan hamba kesempatan untuk lebih lama menikmati hangatnya bumiMu, terima kasih Engkau telah mengijinkan nafas ini masih menyatu dalam raga hamba, terima kasih masih Engkau ijinkan jantung hamba berdetak dan nadi hamba masih berdenyut sampai saat ini. Terima kasih Ya Allah..atas semua yang melekat pada diri hamba semuanya Engkau ciptakan dengan begitu indah dan sempurna. Terima kasih atas hidup selama lebih dari seperempat abad ini Ya Allah.

Ya Allah Ya Rabb...
Hamba tidak pernah tahu kapan Engkau akan memanggil hamba untuk pulang kepadaMu, hamba juga tidak bisa menerka kapan Engkau akan menutup buku hamba dan di halaman berapa Engkau menuliskan tanggal akhir hamba. Bisa jadi satu tahun lagi, satu bulan lagi, satu minggu, satu hari, satu jam lagi atau bahkan sedetik setelah saya menuliskan ini. Ya Rabb...hamba tahu bertambahnya umur hamba sesungguhnya berkuranglah jatah umur yang Engkau siapkan untuk hamba. Semoga saat hari itu datang, hamba bisa berpulang dalam keadaan khusnul khotimah, Semoga saya bisa mengakhiri halaman buku hamba dengan indah.
Amiin Ya Allah..

Dearest Alia...
Met milad, Barokallah...
Semoga mendapat umur yang barokah, 
Semoga di sisa umur yang Allah berikan bisa menjadi sosok yang selalu memperbaiki diri
Semoga menjadi insan yang berguna. 
Sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi yang lain kan yah?
Semoga impiannya untuk menikah bisa terwujud ya di tahun ini hehehe :).
Amiin Amiin Amiin...Ya Allah...


“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

Kamis, 26 Mei 2011

Ya Allah, Aku Jatuh Cinta

 
Ya Allah, yang membolak – balikan hati kami….
Selama ini aku tidak pernah tahu
Bagaimana  rasanya mencinta
Namun, aku berharap
Bila cinta hadir menyapaku
Aku tidak akan kehilangan Engkau
  
Ya Allah, selama ini aku hanya berharap
Semoga bisa mencintai
Orang yang memiliki cinta yang luar biasa kepada – Mu

Ya Allah, selama ini aku juga berharap
Semoga bisa dicintai
Oleh orang yang bisa mengarahkanku
Menuju keridhaan – Mu
  
Pintaku ya Allah,
Ijinkan aku memiliki rasa ini
Hingga ia menjadi indah di dada kami
Tanpa mengurangi rasa cinta kami kepada – Mu….
 [written by Kholiq]

 

Minggu, 22 Mei 2011

Tresno Jalaran Soko Kulino


Tresno Jalaran Soko Kulino
Begitu kata orang jawa bilang, cinta itu ada karena terbiasa bersama dia. Percaya? ehm...saya antara percaya dan tidak percaya hehehe belum sepenuhnya merasakan soalnya. Kalau melihat kisah orang-orang jaman dahulu kala yang menikah karena dijodohkan, yang awalnya tidak kenal, bahkan tidak ada rasa sedikitpun akhirnya bisa saling cinta dan langgeng sampai Allah memisahkan mereka berarti benar dong ya tresno jalaran soko kulino?. Sebenarnya untuk menikah apakah cinta menjadi syarat utama? apakah pernikahan tanpa cinta akan menjadikan pernikahan itu sesuatu yang menakutkan?. Apakah cinta dalam pernikahan bisa tumbuh seiring berjalannya waktu?

Ketika ada seseorang yang mendekati saya dan mengungkapkan niat baiknya untuk tujuan yang lebih serius tapi saya sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya, seorang sahabat mengatakan pada saya "Jalani ajah dulu Al, tho lambat laun kamu juga bisa jatuh cinta sama dia percaya dech tresno jalaran soko kulino Al. Coba kenali dia & lebih dekat lagi dengannya.." Saya hanya bisa diam mendengar pendapatnya, pikiran saya bertanya pada hati saya bisakah saya mencintainya kelak?, bisakah saya lebih dekat dengannya kalau keinginan untuk bersama dia saja tidak ada?, apa iya kalau saya mengenal dia lebih jauh saya bisa jatuh cinta dengannya? kalau tidak bagaimana? adakah jalan untuk kembali ke titik 0? apakah nantinya tidak menyakiti dia ketika di tengah perjalanan saya memutuskan untuk undur diri?. Entahlah terlalu banyak keraguan yang bermain-main dalam benak saya. Saya tidak berani maju juga tidak bisa mundur. Terlalu pesimis ya saya? ga' bisa positif thinking sama sekali :(

Berat saya menjawab dengan "IYA" kepadanya tapi tidak adil juga kalau saya tidak memberi kesempatan padanya. Ahirnya jawaban yang saya berikan padanya "Maaf saya tidak bisa menjawab sekarang, lebih baik kita saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu. Saya akan memberikan jawaban setelah saya istikharah dan mendengar pendapat kedua orang tua saya. Kalau mas mau mengenal perempuan lain silahkan itu haknya mas sepenuhnya, siapa tahu di luar sana ada yang lebih baik dari saya". Saya tidak tahu itu jawaban penerimaan atas niat baiknya ataukan penolakan secara halus, saya hanya ingin menyampaikan bahwa saat ini saya tidak memiliki jawaban apapun selain itu.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan kodrat-Mu.

Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.

Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa dia lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan mudahkanlah dia bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.

Dan sekiranya Engkau tahu bahwa dia lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah dia dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya. 

Kepadamu yang sedang menunggu jawaban saya
Sungguh tidak ada maksud untuk mempermainkan perasaanmu, tidak ada niat sedikitpun untuk membuatmu menunggu. Tapi, sungguh saya tidak ingin bermain-main dengan masa depan saya apalagi menyangkut dunia dan akhirat saya. Karena itu saya tidak ingin gegabah mengambil keputusan. Kalau kamu mengatakan bahwa cinta itu datang karena terbiasa bersama, maaf saya belum bisa mengiyakan. Saya tidak ingin berspekulasi dengan hati bagaimanapun hati tidak akan bisa dipaksakan. Saya yakin kamu paham mengenai hal itu. Kalaupun nama saya yang Allah tuliskan dalam bukumu sebagai jodohmu maka aku tidak akan kemana-mana melainkan akan menuju padamu. Hanya satu pintaku pada Sang Pemilik Cinta, jika memang engkau yang dipilihkan sebagai jodoh saya kelak, saya meminta kepadaNya untuk memberikan cinta dalam hati saya untukmu, cinta yang bermuara padaNya hanya padaNya :).

Jumat, 20 Mei 2011

Perempuan Ini


Bila di hati telah merasa
begitu pasti dengan yang ada
tak mau lagi ku cari pengganti
demi dirimu kujelang waktu

pergilah kekasihku
tinggalkanlah diriku
bila itu yang kau perlu
tuk yakinkan cintamu kepadaku

walau, menangis bagai teriris
aku bertahan dengan harapan
kata hatimu akan menuntunmu
untuk kembali padaku lagi

pergilah kekasihku
tinggalkanlah diriku
bila itu yang kau perlu
tuk yakinkan cintamu hanyalah untuk diriku

oh lelakiku buka mata hatimu
hanya perempuan ini
yang terbaik dan sangat sayang padamu
kata hatimu mesti menuntunmu

*Lagi pengen nyanyi lagunya audy :p

Selasa, 17 Mei 2011

Merindukan Hujan

 

Hujan...
Saya merindukan saat-saat ketika saya bisa leluasa bermain dengan hujan. Dengan kaki telanjang menembus hujan dan berlarian sesuka hati saya. Yah..saat itu saya kecil sangat bersahabat dengan hujan, tidak peduli walaupun bibir sudah membiru dan tubuh saya mulai menggigil. Hanya panggilan dari ibunda tersayang saya yang mampu membuat saya kembali ke rumah walaupun hujan belum reda.

Begitu juga ketika saya beranjak remaja, ketika pulang sekolah dan hujan datang. Tanpa berfikir panjang saya masukkan tas dan sepatu saja ke dalam kresek besar, memastikan bahwa semuanya tidak akan terkena air hujan kemudian saya berjalan dengan tenangnya menembus hujan. Sambil memainkan genangan air dengan kaki saya, saya sangat menikmati hujan tidak peduli bagaimana orang-orang memandang saya saat itu.

Seperti sekarang ketika mendung menyelimuti hati saya, saya merindukan hujan. Dalam hujan saya bisa leluasa menangis mengusir gundah dalam hati. Hanya hujan yang mampu menyamarkan air mata saya hingga tak satupun orang tahu bahwa saat itu saya sedang menangis. Saya ingin kembali ke masa itu, masa di saat saya bisa berjalan menikmati hujan tanpa payung dan dengan kaki telanjang. Saya merindukan hujan.....

Senin, 16 Mei 2011

Jangan Halangi Jalanku


Kumohon jangan berdiri di depanku
Menyingkirlah dari tempatmu berdiri, 
Aku tidak bisa melangkah
Kau menghalangi jalanku

Terima kasih telah menyingkir dari hadapanku
Tapi kumohon jangan berada di belakangku terus
Berhentilah mengikuti aku terus
Kumohon jangan menjadi bayang-banyangku terus

Aku lelah dibayangi terus olehmu
Aku bosan diawasi terus olehmu
Biarkan aku sendiri dengan diriku saja
Biarkan aku meneruskan perjalananku

Kumohon....
Jangan halangi jalanku (lagi)
Terima kasih

Who Knows..


Jika saya ditanya laki-laki seperti apa yang saya harapkan untuk jadi suami saya, maka saya akan menjawab seorang laki-laki yang bisa menjadi imam tidak hanya dalam sholat saya tetapi juga dalam kehidupan saya, yang bisa membimbing saya, yang bisa mengajari saya mengaji, yang bisa menjadi tempat dimana saya bisa bertanya tentang banyak hal tentang agama, hidup dan lain hal. Yah, itu adalah deretan kriteria yang saya dambakan ada dalam sosok laki-laki yang kelak akan menjadi suami saya. Seorang suami yang lebih dari saya agar saya lebih banyak lagi belajar mengenal DIA.

Dalam setiap doa sayapun, gambaran sosok itulah yang saya ajukan kepada Allah untuk dijadikan sebagai suami saya kelak, seorang imam yang bisa diandalkan. Pun ketika saya dihadapkan pada pilihan untuk memilih laki-laki yang mendekati saya, saya menetapkan kriteria tersebut pada mereka. Dan, ketika saya dapati mereka ternyata tidak memenuhi kriteria tersebut maka tidak akan saya pertahankan. Sok idealis mungkin ya saya? secara tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna termasuk saya tapi memang laki-laki seperti itu yang saya inginkan. Allah membebaskan hambaNya untuk meminta apa saja kan ya? dan keputusan akhirnya itu adalah hak Allah sepenuhnya, memberikan seperti yang hambaNya kehendaki atau tidak.

Hidup, mati, rejeki dan jodoh Allah yang mengatur. Siapa yang tahu dengan siapa saya akan berjodoh, apakah dengan laki-laki seperti impian saya ataukah sebaliknya, Who knows? :). Kalau nantinya saya berjodoh dengan laki-laki idaman saya berarti saya adalah wanita yang beruntung, impian saya akan terwujud. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Jika ternyata laki-laki yang menjadi suami saya sama sekali bukan sosok idaman saya? bagaimana jika dia sama sekali tidak memenuhi kriteria saya?. Apakah saya bisa menolak kehendak Allah? tentu saja tidak bukan? mau tidak mau, suka tidak suka saya harus menerima qodar yang telah Allah tetapkan atas diri saya.

Yup, saya tidak pernah tahu dengan siapa Allah akan menjodohkan saya, karena itu saya harus siap dengan siapapun nantinya saya menghabiskan sisa hidup saya. Saya tidak akan menanti sosok yang memenuhi deretan kriteria saya untuk membimbing saya mendekat kepada Allah, saya tidak akan menunggu dia terlalu lama untuk mengajari saya mengaji, untuk bertanya banyak hal tentang agama, tentang kehidupan. Saya sendiri yang akan melakukan semua itu. Saya akan mencari jalan sendiri untuk mendekat kepada Allah tidak perlu saya menantikan laki-laki yang belum tentu saya dapatkan. Saya akan belajar mengaji dengan guru saya sendiri tanpa menunggu suami yang mengajari saya karena belum tentu suami saya kelak pandai mengaji. Dan saya akan belajar tentang banyak hal sebelum Allah menjodohkan saya. Saya akan mempersiapkan diri saya sebaik mungkin untuk menjadi istri yang solehah, istri yang ketika suami saya kelak masih belajar untuk menjadi seorang imam, saya bisa menemani dan menguatkan dia dengan ilmu saya. Menjadi istri yang bisa suami saya andalkan, tempat dia bertanya ketika dia ingin mengetahui tentang Rabbnya. Menjadi teman yang membuatnya nyaman untuk lebih mengenal Tuhannya. 

Mulai saat ini saya yang akan membekali diri saya sendiri, tidak perlu menanti sosok laki-laki yang soleh, yang mengerti agama melebihi saya, yang pandai mengaji dan sebagainya. Karena sekali lagi saya katakan bahwa laki-laki seperti itu belum tentu saya dapatkan. Allah tidak akan mempercayakan laki-laki yang soleh selain kepada wanita yang solehah bukan? dan Allah tidak akan menciptakan laki-laki yang baik melainkan hanya untuk wanita yang baik-baik pula kan ya?. Mulai saat ini saya tidak akan disibukkan dengan mencari-cari laki-laki idaman saya, tapi saya akan menyibukkan diri untuk memperbaiki iman dan akhlak saya. Hasil akhirnya, laki-laki seperti apa yang menjadi suami saya kelak biar Allah yang menentukan. DIA adalah sebaik-baiknya pengambil keputusan.

Jumat, 06 Mei 2011

Salahkah...?


Kali ini saya ingin menceritakan tentang seseorang yang belum lama saya kenal sudah lama sih saya tahu dia tapi tidak begitu kenal. Kami kenal juga karena sama-sama terpilih menjadi perwakilan kantor untuk mengikuti The Best Contact Center Indonesia 2011. Tentang The Best Cantact Center Indonesia [ICCA] lain kali saya tuliskan ya apabila ada yang belum tahu. Kembali ke seseorang itu, saya tidak tahu bagaimana awalnya ada statement bahwa dia menyukai saya. Teman-teman satu team ICCA selalu saja mendekatkan saya dengannya dengan berbagai cara walaupun saya menganggapnya candaan saja, sikap saya ke seseorang itu juga tidak berubah kalaupun dekat itu karena memang kami satu team itu saja pikir saya, tidak mungkin kan saya menjauhi dia sedangkan saya dan dia satu team yang harus bekerja sama.

Kedekatan yang diciptakan oleh teman-temanpun semakin menjadi saat 4 hari di Jakarta kemarin dalam rangka menjalankan tugas negara hehehe :). Dari dia menjemput saya sebelum berangkat ke bandara dengan membawakan saya roti keju kesukaan saya, teh manis dan madu untuk sarapan, membawakan tas ransel saya, membelikan saya makan selama di jakarta, mengingatkan saya untuk sholat dan selalu menjadi imam saya, menemani saya latihan presentasi dan belajar menjawab soal-soal. Tidak hanya itu, saat hari dimana saya ikut test dan presentasi dia yang mengantar saya pukul 06.00 pagi padahal saya tahu dia baru tidur beberapa jam setelah menonton pertandingan bola kesayangannya di TV. Saat saya maju untuk presentasipun dia tidak berhenti untuk melantunkan sholawat untuk saya hem...

Tapi apa yang telah dia berikan pada saya, semua perhatian dia sama sekali tidak membuat ada rasa yang hangat di hati saya, semuanya terasa biasa-biasa saja malah saya risih dengan perhatian dia yang berlebihan. Saya memang tidak menolak semua yang diberikan kepada saya karena sama sekali tidak diberikan ruang bagi saya untuk menolak, tapi bukan berarti saya menerima, bukan berarti saya memiliki rasa yang sama dengannya. Sungguh bukan maksud saya untuk memanfaatkan dia bahkan mempermainkan saya, tidak, sama sekali tidak ada maksud apapun. Saya hanya menganggap dia sebagai sahabat saya, sama dengan saya mengganggap teman-teman satu team saya.

Salahkah saya dengan sikap saya? salahkan kalau saya tidak bisa membalas semua yang dia lakukan pada saya? salahkah saya jika sekarang saya berusaha menghindar dari dia? Salahkan jika saya tidak memiliki rasa seperti yang dia rasa? Kalaupun saya mau, saya bisa saja menerima dia tetapi bukankah itu sama dengan membohongi dia? Bukankah itu akan lebih menyakitkan bagi dia kalau saya berpura-pura memiliki rasa yang sama?.

Kepada Engkau laki-laki yang begitu baik kepada saya
Maafkan saya tidak bisa membalas semua yang telah engkau berikan, maafkan asya tidak bisa membalas rasa itu, maafkan saya jika sekarang saya memilih untuk mundur teratur dan berlalu darimu. Bagaimanapun hati itu tidak bisa dipaksakan bukan? Semoga engkau mengerti dan menerima ini dengan ikhlas dan hati lapang. Semoga Allah membalas semua yang telah engkau lakukan pada saya karena saya tidak mampu membalas itu. Semoga engkau mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari saya, janjinya Allah laki-laki soleh itu hanya diperuntukkan wanita yang solehah dan laki-laki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula. Saya yakin kamu termasuk diantaranya :)

- maaf dan terima kasih ^_^ -