Senin, 03 Juni 2013

..: Catatan Alia :.. #2

"Kalau tujuanmu menikah adalah hanya untuk mempunyai anak, maaf mungkin aku bukan jodohmu. Tapi kalau tujuanmu adalah membina keluarga yang sakinah, mawaddah warahma yang penuh barokah mari kita lanjutkan perjalanan ini, Insya Allah aku akan menemanimu sampai sisa umurku ditutup olehNya, masih banyak di luar sana anak-anak yang membutuhkan kasih sayang kita, kita bisa mengasuh salah satu dari mereka"

Kalimat itu sungguh menohok hatiku. Ketika seorang wanita dipertanyakan kewanitaannya maka pada saat itulah ada rasa ketakutan tersendiri dalam hatinya. Seandainya aku... mungkin aku tidak akan sanggup mengatakan rangkaian kalimat-kalimat itu pada suamiku. Tak berani membayangkan apa jawaban sang suami ketika sederet kalimat itu terlontar dari mulut seorang istri.

Dia, seorang istri yang kata dokter rahimnya maskulin hingga akan sulit untuk ia bisa mengandung. Segala macam pengobatan ia coba, dari tes hormon, minum sari dele, sari kurma, vitamin E dengan dosis yang lebih tinggi dari biasanya hingga minum air bunga lima rupa semua itu dia lakukan tidak lain dan tidak bukan untuk bisa hamil dan mendapatkan momongan. Dalam kehinangan malam, diantara dinginnya angin yang menusuk tulang, ditemani air mata yang enggan berhenti doa itu dilantunkan dengan sesekali sesenggukan itu tak bisa ia tahan. Hem...bagaimanapun manusia penuh dengan keterbatasan. Ada titik dimana dia lelah untuk melakukan semuanya hingga rentetan kalimat itu keluar dengan lugasnya dari mulut yang mungkin terlalu lama memendam kata. Penantian yang panjang membuat dia tak segan untuk bertanya pada Rabbnya "kenapa ini terjadi?, mengapa harus dia yang merasakan? dosa apa hingga dia harus merasakan sakit seperti itu?" dengan sekuat tenanga ia berusaha untuk ikhlas melepas mimpi setiap wanita yang sudah menikah - menjadi seorang ibu- tapi itu jauh dari kata "mudah".

Kau tahu, justru pada saat dia berada di titik 0 (nol), Allah menanamkan benih dalam rahimnya. Janin yang tidak rewel, janin yang tumbuh dengan sehat dan terlahir menjadi anak laki-laki yang tampan, lucu dan menyenangkan.

Sekarang ketika malaikat kecil itu beranjak satu tahun dengan tingkah pola yang begitu aktif membuat dia sadar kenapa Allah membuatnya menunggu beberapa lama. Ternyata menjadi ibu itu tidaklah mudah, mendidik anak itu butuh kesabaran extra yang tidak semua ibu memilikinya. Anak yang dulunya ia dambakan, kadang membuat dia menangis karena tak sanggup mengikuti gerak lindahnya yang lebih dari anak pada umumnya. Dia menangis karena dia merasa belum bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya.

Dan aku...
Dari hasil tes HSG dinyatakan kalau saluran indung telorku tersumbat sebagian istilahnya partial obstruksi tuba kanan kiri yang mengakibatkan sulitnya hamil dikarenakan sperma tidak bisa masuk ke tempat seharusnya. Ketika kuajukan pertanyaan pada dokter solusi apa yang membuat penyumbatan itu hilang hingga aku bisa hamil, singkat padat jelas dokter itu menjawab - bayi tabung-. Aku masih menginginkan jawaban lain kutanya lagi alternatif yang bisa aku tempuh dokterpun menjelaskan agak panjang. "Bisa sih bu operasi, akan dimasukkan kamera untuk melihat keadaan di dalamnya seperti apa, tapi yang paling aman dilakukan adalah dengan program bayi tabung". Seketika pikiranku kosong, berharap bahwa malam itu, semua yang dikatakan dokter itu adalah mimpi. Berharap bahwa aku baik-baik saja tidak ada yang salah dengan kewanitaanku. Nyatanya itu benar-benar terjadi dan sama seperti dia aku bertanya kepada Allah Rabbku kenapa ini terjadi padaku.
Tapi nyatanya air mataku tak bisa berhenti begitu saja, itu adalah kenyataan. Dan lewatnya Allah menyapaku kembali, mengingatkanku untuk mendekat lebih dekat, untuk mengajarkan bagaimana iktiar, apa itu ikhlas dan Allah memberiku sedikit waktu lagi untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang baik. Bukankah kita harus selalu berprasangka baik padaNya kan?
"Sesungguhnya Aku sesuai prasangka hambaKu"

Kalau kami tidak punya anak? siapa yang akan mendoakan kami ketika kami kembali kepadaMu kelak? siapa yang akan menghapus sedikit demi sedikit dosa-dosa kami? Bukankah doa anak yang soleh solehah adalah amalan yang tidak pernah putus?
“apabila mati seseorang anak adam itu .. maka akan terhenti segala amalanya kecuali 3 perkara iaitu sedakah jariah, ilmu yang memberi guna, doa anak – anak yang soleh”
                                                              
                     "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh," (QS. Ash-Shafat:100).

Dan..
Inilah ikhtiar kami Ya Rabb.. ridhoilah
Amiin Allahumma Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar