Kamis, 14 April 2011

Surat Yang Tidak Akan Pernah Terbaca


Surat ini mungkin tidak akan pernah sampai kepada dia yang dituju. Surat ini mungkin akan tetap tertutup rapi di antara lembaran-lembaran dalam buku harianku. Karena memang tidak mungkin kusampaikan kepadanya, dia yang selama ini tanpa kusadari memenuhi satu ruang di sudut hatiku. Ruang itu bernama cinta hem...

Kepadamu seorang laki-laki yang kupanggil sahabat
Masih lekat di benakku bagaimana awal kita berkenalan, saat itu kita masih berseragam abu-abu putih. Tiga tahun satu kelas membuat kita saling mengenal dan akhirnya mengikrarkan sebagai sahabat. Siapa di sekolah yang tidak kenal kita berdua ya? dimana ada aku pasti ada kamu dan sebaliknya, mengalahkan mereka yang berpacaran yang katanya dunia hanya milik mereka berdua tapi nyatanya dunia milik kita juga saat itu. Masih ingatkah dirimu akan masa-masa itu? Kuharap masih...

Masih ingatkah juga dirimu, hari dimana aku meneteskan air mataku untuk yang pertama kalinya di hadapanmu ketika kamu mengatakan akan meneruskan studimu di Bandung?. Entah apa yang aku rasa saat itu, yang jelas aku sedih karena aku akan berpisah denganmu dan membayangkan akan menjalani hari-hariku sendirian rasanya tidak mudah. Dengan senyummu yang selalu menyejukkan jiwa itu, kamu mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. "Alia...semua akan baik-baik saja, percaya deh...toh masih bisa sms, telfon, email kita juga masih bisa chat kan?". Kalimat itu tidak membuat hatiku lebih baik, justru air mataku semakin deras menetes. "Al...jangan nangis terus dong, janji deh sebulan sekali aku bakal pulang khusus buatmu, ntar kalau liburan semester kamu yang gantian ke Bandung, gimana?" dengan mata berbinar dan senyuman yang tidak pernah lepas itu membuat hatiku luluh juga. Akhirnya aku bisa tersenyum dan berhenti menangis karena aku tahu kamu tidak akan pernah ingkar janji, sebulan sekali aku akan bertemu denganmu, sahabat baikku pikirku saat itu.

Dan benar janji itu kamu tepati, selama empat tahun kamu menyelesaikan studimu di Paris Van Java tidak ada satu bulanpun yang terlewatkan olehmu untuk menemuiku di Malang. Tahukah kamu kalau setiap malam sebelum aku bertemu denganmu, aku selalu resah menunggu hari esok dan ketika hari dimana kita bertemu selalu saja aku bingung memilih-milih baju yang akan aku kenakan berharap aku bisa tampil cantik hari itu?. Dan tahukah kamu, aku senang ketika setiap kamu bertemu denganku selalu mengucapkan bahwa aku sudah berubah menjadi seorang gadis yang cantik dan dewasa dan kamu selalu mengatakan bahwa suatu hari nanti aku akan menjadi wanita yang hebat yang berada di belakang seorang laki-laki yang hebat pula?. "Al, seorang laki-laki yang hebat itu karena di belakangnya ada wanita yang lebih hebat lagi, dan aku yakin kamu adalah wanita hebat itu, someday...". Kata-katamu itu seakan membawaku terbang ke langit ketujuh tapi sayang aku tidak menyadari perasaanku itu bukan sekedar kasih sayang sahabat tapi cinta, yah cinta yang berbalut persahabatan.

Aku baru menyadari perasaanku padamu saat hari wisudamu tiba, seperti ketika aku wisuda kamu menemaniku meraih gelar sarjanaku. Begitu juga denganmu, kamu memintaku untuk datang di hari besarmu itu. Seperti sebelum-sebelumnya ketika aku akan bertemu denganmu selalu kusiapkan segala sesuatunya sesempurna mungkin agar aku bisa tampil cantik dan membuatmu bangga di sampungku, tidak sedetikpun aku melepas senyumku, membayangkan aku yang akan menjadi pendamping di wisudamu. Tapi apa yang terjadi...sungguh di luar dugaanku. "Alia....akhirnya kamu datang juga, terima kasih telah melengkapi bahagiaku hari ini" begitu ucapmu saat menyambut kedatanganku di gedung tempatmu wisuda, aku tersenyum bahagia mendengarnya. "Al, kenalkan ini aisyah kekasihku yang Insya Allah akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak" dengan wajah yang sumringah kamu mengenalkan wanita yang ada di sampingmu, tidak pernah sama sekali aku melihatmu sebahagia itu sebelumnya.

Dadaku sesak mendengarnya, tenggorokanku seakan ada yang menghambat sampai aku tidak bisa bersuara sama sekali dan mataku mulai terasa panas ada butiran halus yang mulai menggenang di pelupuk mataku tapi aku berusaha tetap tersenyum dengan mengulurkan tanganku kepada wanita itu, aisyah kekasihmu. Aku merasa tiba-tiba semuanya gelap, hitam, pengap. Pasti kamu tidak lupa hari itu adalah kedua kalinya aku menangis di depanmu. Masih ingatkah kamu saat kamu meluangkan waktumu untuk berbincang denganku saja setelah rangkaian acara wisudamu selesai?. Sungguh aku tidak bisa membendung lagi air mataku saat itu, ingin aku katakan bahwa aku tidak suka kamu bersamanya, ingin kukatakan bahwa baru kusadari bahwa aku jatuh cinta padamu sejak kapan rasa itu ada aku tidak tahu, ingin rasanya aku mengatakan padamu bahwa aku ingin menjadi wanita hebat di belakang laki-laki yang hebat pula, dan laki-laki itu adalah kamu. 

Tapi, aku tak mampu mengatakan semua itu, aku tidak mau merusak hari indahmu. Walau menangis aku tetap berusaha tersenyum, agar kamu mengira aku juga merasakan kebahagiaanmu, aku tidak ingin kamu tahu kalau sebenarnya aku terluka hari itu, aku tidak ingin kamu tahu kalau aku sakit karena setiap celotehmu hanya tentang wanita itu, tentang masa depanmu tidak ada lagi cerita tentang kita. Apakah kamu merasakan apa yang aku rasa? aku yakin tidak karena di benak dan di hatimu hari itu hanya ada dia bukan aku. "Alia...hari ini kamu aneh, kamu menangis tapi tersenyum kamu tidak menyangka ya aku bisa menyelesaikan studiku tepat waktu? atau kamu tidak percaya bahwa aku bisa mendapatkan bidadari cantik itu?". hem..bidadari katamu, sesempurna itukah dia?. "Aku terlalu bahagia saja melihatmu hari ini kamu mendapatkan semuanya, sampai aku terharu seperti ini hehehehe...Selamat ya atas semua aby" hanya itu jawabku. Sungguh hari itu aku menjadi orang yang munafik tapi tidak apalah daripada aku melihatmu kecewa karena kamu tahu aku bukan sahabat yang tulus menyayangimu tapi menginginkan lebih.

Tidak semua hal bisa kita dapatkan memang, apa yang menurut kita baik belum tentu itu baik pula di mata Allah. Dan satu hal lagi, kadang kebahagiaan itu tidak merata bisa jadi ketika kamu bahagia justru saat itu aku merasa terpuruk. Yah...memang begitulah hidup selalu ada dua sisi, ada bahagia ada sedih, ada memeliki ada kehilangan, ada tawa ada tangis. Tapi tidak boleh kita lupa bahwa apa yang telah ditetapkan Allah itulah yang terbaik, Allah selalu memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Begitukan ya...?

Dari sahabat yang pernah jatuh cinta padamu
Dari seorang wanita yang masih mencintaimu
Dari aku yang akan selalu memberi ruang untukmu di hatiku
-Alia-


Tulisan ini untuk memeriahkan kuis Seperti Janji Kita ^_^


20 komentar:

  1. semoga menang ya...ceritanya menarik..seorang sahabat yg jatuh cinta sama sahabatnya sendiri ..good luck!

    BalasHapus
  2. Amin Amin Amin...
    makasih mba isti dah mampir :)

    BalasHapus
  3. waaaaawww....
    Sangat menyentuh...
    Smg mendapatkan Lelaki yang Lebih hebat dari Dia ya...
    Keep the spirit :)

    BalasHapus
  4. Amin :)
    makasih dah mampir..

    BalasHapus
  5. duh mbak yg satu ini,..hobi nulis dan ikutan kuis ya??smg terpilih dewan juri deh..hehehe ayo luluhkan hati mbk yessi!
    slm kenal:-)

    BalasHapus
  6. hehehe iyah :)
    Amin semoga bisa dapat bukunya mba yessy
    Salam kenal juga mba :)

    BalasHapus
  7. assalamualaikum...

    aih aih.... ceritanya hihihihihi ^_^

    smoga menang ya mba alia.... :)

    BalasHapus
  8. ini true story kah??
    kalo iyya,aq bsa ngebayangin gimana rasanya..pasti sakit bgt..

    semoga menang yah mbak..

    BalasHapus
  9. uwiiihhh,,,aku sampe mlongo pas baca postinganmu. pasti kecewa sekali si wanita itu. dan tentu, dibalik itu semua ada hikmah yang terselip :)
    semoga menang ya?

    BalasHapus
  10. @ yhantee : Wa'alaikumsalam, ceritanya kenapa? hehehe Amin, semoga dapet bukunya mba yessi

    @ fitri : bukan, ini cuman fiksi ajah kok, bukan kenyataan :) Amin semoga menang hehehe

    @ mba wulan : pasti kecewalah kl aku jadi wanita itu, tapi mau ga' mau kudu mau nrima kenyataan. Amin atas doanya :)

    BalasHapus
  11. mantap. cerita seperti ini akan ada sepanjang masa... dari generasi ke generasi.. tentang cinta yang tidak terbalas dan bahkan tidak sempat terucap

    BalasHapus
  12. iyah mba selalu ada, walau bentuknya beda-beda
    makasih dah mampir :)

    BalasHapus
  13. mungkin akan lebih baik daripada surat salah alamat ya mbak, hehehe

    BalasHapus
  14. iyah mungkin
    hehehe
    makasih dah mampir yah :)

    BalasHapus
  15. saya pun terbengong-bengong saat sampai pada kalimat:
    "Al, kenalkan ini aisyah kekasihku yang Insya Allah akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak"
    Gimana yg ngrasain langsung ya... :D

    salam kenal dari saya..

    BalasHapus
  16. semoga ga' ngrasain seperti yang di cerita itu mas
    hehehe...sakit pastinya :)
    salam kenal juga
    makasih dah mampir :)

    BalasHapus
  17. wiw, dalem banget tuh sakitnya hehehe

    BalasHapus
  18. Engga' kok kalau bisa ikhlas :) Insya Allah
    makasih ya dah mampir...

    BalasHapus
  19. Aku hampir nangis baca cerita ini :((

    Alia.. sabar ya :)

    BalasHapus
  20. iyah mba sabar :)
    Insya Allah ada gantinya yang lebih baik
    Amin :)

    BalasHapus