Selasa, 29 November 2011

Semua Tentang Kita ^^


Hem...
Hari itu tanggal 22 november 2011 tak kusangka menjadi hari terakhirku bersama kalian. Sudah 3 tahun 8 bulan berada diantara kalian, warna warni kalian menghiasi hari-hariku. Gelak tawa hari itu di WBL [Wisata Bahari Lamongan] membuatku begitu bahagia. Hem.... pengen nangis :'( kalau ingat kenanganku di rumah hijau ini.

Memang pernah ada sedih dan luka yang tergores tapi semua itu tertutup oleh indahnya kebersamaan. Kalianlah yang membuat aku bertahan sampai sejauh ini. Kalian yang mampu membuatku menemukan zona nyamanku disini. Bagaimanapun di rumah hijau inilah ada kenangan terindahku, banyak yang aku dapatkan ilmu, kesempatan, persaudaraan dan kesalahan terindahku juga kualami disini. Banyak banget yang sudah kulalui di sini. yah...3tahun 8bulan menjadikan rumah hijau ini rumah kedua bagiku.

Dan sekarang...aku akan meninggalkan semuanya, keluar dari zona yang membuatku terlena sekian lamanya. Aku akan melangkah keluar, menatap langit di luar sana dan berjuang di medan yang baru. Medan yang masih belum tersentuh olehku, belum terbayangkan akan seperti apa diriku disana. Tapi... life must go on, life is choice begitu kalau temenku bilang hidup itu pilihan, kita sendiri yang menentukan mau bagaimana kita. Yup bener dan hari ini aku memutuskan untuk melihat dunia luar, berharap ini adalah yang terbaik bukan untukku saja tapi untuk semua orang yang akan hadir di masa depanku. Semoga nantinya aku dapat memberikan waktu lebih banyak untuk mereka sebagai ganti selama ini aku tak punya banyak waktu untuk mereka. Kupilih jalan ini sebagai bentuk kasih sayangku untuk mereka.

Untuk kalian semua yang selama di rumah hijau ini menemaniku...
Terima kasih banyak atas persaudaraannya, atas persahabatan, atas senyum dan canda tawa selama ini
Terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan pada diri ini untuk menjadi lebih pintar, untuk menikmati naik pesawat, bermalam di hotel berbintang dan untuk melihat bumi jakarta :)
Terima kasih banyak telah menguatkan diriku ketika kaki ini mulai lunglai untuk melangkah lagi hingga aku mampu untuk terdiri tegak lagi dan meneruskan jalanku
Terima kasih telah membakar semangatku saat hati ini lelah untuk berharap hingga aku mampu untuk menatap kembali masa depanku, untuk mengingatkan bahwa jalanku masih panjang

Maafkan aku kawan...
Jika selama bersama kalian telah ada luka yang menggores di hati kalian
Jika pernah ada kata yang terucap dari mulutku yang menyakitimu
Jika tingkah lakuku sempat membuat kalian tidak nyaman
Maaf jika ada janji yang teringkari selama ini

Kepada Rabbku...
Ya Rabb, hamba menitipkan saudara, sabahat & teman-teman hamba padaMu
Mudahkanlah segala urusannya seperti Engkau memudahkan segala urusan hamba selama ini
Ya Rabb, untuk mereka jagalah setiap detak jantungnya agar selalu dalam lindungan & kasih sayangMu
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baiknya Penjaga

Dan...
Ketika ada yang bertanya "maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?", jawabannya tidak ada tak satupun nikmat yang bisa kita dustakan.
Dan...
Allah lebih tahu yang terbaik untuk kita, semua akan diberikanNya indah pada saatnya jadi jangan pernah berhenti berharap padaNya. Sesungguhnya DIA sesuai dengan prasangka kita

Thanks a lot Ya Rabb
Luv U all, always

-Alia-

Senin, 28 November 2011

Katakanlah...

Dear Alia...
Sayang...

Aku tidak punya indra ke-6 sehingga aku tidak bisa membaca pikiranmu
Aku juga bukan paranormal yang bisa tahu apa yang ada di dalam hatimu
Jadi kumohon katakan apa yang kau inginkan
Katakanlah apa yang kau rasakan
Hingga aku bisa memberikan apa yang kamu inginkan
Melakukan apa yang bisa membuatmu merasa nyaman

Dear Alia...
Maaf jika diri ini kadang tidak mengerti apa yang kau inginkan
Karena diriku hanya seseorang yang penuh dengan keterbatasan
Jadi kumohon katakanlah jika kau menginginkan sesuatu
Jangan diam seribu bahasa dan manyun berkepanjangan
Katakanlah sayang....

Hem... mungkin itu yang akan dikatakan seseorang saat aku jengkel karena  merasa tidak dimengerti atau kurang peka terhadap perubahan sikapku. Mungkin juga itu yang kukatakan jika seseorang protes karena diri ini kurang perhatian dan tidak peka juga hehehe.. :p

Minggu, 20 November 2011

Ketika Cinta Diserahkan Kepada Allah

Tulisan di bawah ini saya dapat dari blognya mas adriannugraha. Mungkin sudah ada yang pernah membacanya  tapi baru kali ini saya baca kisah ini hehehe. Subhanallah... sungguh sosok yang mengagumkan, beliaulah Eko Pratomo Suyatno. Siapa wanita yang tidak menginginkan sosok suami seperti beliau? Lelaki yang sungguh mencintai istrinya bukan karena apa-apa tapi karena Rabbnya - Allah SWT-


Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
 Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.
“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.

”Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis

” Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.

Minggu, 13 November 2011

Dialah Istri Salehah


Istri salehah akan selalu menjadi sumber kekuatan
tempat bertenang ketika gelisah melanda jiwa
tempat berbagi ketika resah menghimpit hati
Istri salehah bulankah tipe wanita materialistis
yang ketika ada uang abang disayang
nggak ada uang abang jangan pulang atau piring melayang
Sabar di saat kesulitan melanda
qana'ah dengan apa yang ada
dan bersyukur ketika mendapat kelebihan rezeki
Bagi istri salehah
keridhaan suami adalah di atas segalanya
walau ia harus melawan keinginannya

Kutipan tersebut saya dapatkan dari buku berjudul "Kujemput Jodoh dengan Tahajud" dari penulis Tendi Krishna Murti. Kutipan itu sebagai pengingat saya ketika kelak menjadi istri dari seorang laki-laki yang telah Allah ciptakan khusus untuk saya. Semoga saya mampu menjadi istri salehah Amiin Ya Rabb :)

* gambar dipinjem dari om google :)

Kamis, 03 November 2011

Secangkir Cappucino


Dimulai dari hari yang melelahkan, melelahkan pikiran, tenaga dan hati. Aku tahu aku masih dalam proses belajar di dunia yang baru bagiku ini. Aku masih belajar untuk mengenal pribadi teman-teman dan berusaha memenangkan hati mereka. Tugaskupun bukan menilai kinerja teman-teman tapi tugasku mengingatkan teman-teman apa yang kurang sehingga bisa teman-teman perbaiki sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan. Tapi engga' semua memahami dan merespon dengan baik apa yang aku lakukan walaupun aku sudah "pedekate" sebagai teman dan sahabat tapi selalu saja ada yang salah mengerti.

Hari itu niat untuk mengingatkan ternyata tak bersambut dengan baik hingga jawaban yang aku terima diluar perkiraanku, terlampau jauh malah. Konsentrasi yang udah aku pupuk dengan baik dari awal jam kerja seketika buyar entah kemana :( dan menyisakan sedikit sakit di hati. Belum lagi email yang aku kirim ke dia untuk review diforward ke banyak orang, emang sih ga' ada yang penting di email itu selain mengingatkan apa yang harus ditingkatkan dari dia tapi kenapa juga email itu harus diforward ke orang lain?. Hem... rasanya dongkol hati ini, marah, jengkel pengen nangis. Pengen bilang ke dia "maaf tidak ada maksud apa-apa dari emailku hanya mengingatkan saja biar nilaimu baik tidak lebih, bisakah kau mengerti sedikit saja?" hufh...

Ketika kubagi cerita dengan seseorang yang sudah lama tidak bersua & berbincang dengannya, dia mengatakan "sudah Al..ga' usah dipikirkan dia memang orangnya seperti itu, sabar ya.." kubalas dengan senyuman yang kupaksakan sebelum dia berlalu. Mungkin dia sudah mengenalku sebagai orang yang mudah nangis tapi bukan cengeng ya hehehe ngeles lagi kaya' bajaj :) dia bilang lagi sambil meninggalkan saya sendiri "jangan nangis lho ya.." hem dibilangin gitu tambah pengen nangis nich mataku :'(

Tak lama berselang, tiba-tiba ada seseorang yang meletakkan secangkir cappucino di meja kerjaku dan berkata "nich cappucino jangan nangis lagi ya..". Ketulusan hatinya membuatku terharu, mungkin buat orang lain itu hal biasa dibuatkan segelas teh, secangkir kopi tapi buat aku itu lebih dari sekedar biasa. Itu adalah perhatian dari seorang sahabat yang tulus apalagi kalau dia menyempatkan membuatnya diantara deretan jadwal dia yang padat. Dan pasti dah bisa ditebak siapa yang membuatkan aku secangkir cappucino itu, yup dia adalah seseorang yang sudah lama tak berbincang denganku, dia adalah sahabat dari seseorang yang dulu dekat denganku.

Secangkir cappucino itu mengingatkan aku pada seseorang yang sudah lama pamit dari hidupku, seseorang yang dulu rajin membuatkan aku teh hangat dan menyuguhkan di meja kerjaku :'( hem...tanpa kusadari air mataku menetes juga. Lama tidak ada yang membuatkan aku teh hangat (selain mas-mas & mba-mba OB ya..). Jadi keinget masa-masa yang lalu. hal yang simple yang sebenarnya siapapun bisa melakukan hal itu tapi kadang kita lupa kalau hal kecil itulah berarti. 

Terima kasih ya pak, terima kasih atas secangkir cappucinonya, terima kasih untuk perhatiannya, terima kasih masih menjadi sahabatku walaupun keadaan sudah tidak seperti yang dulu...