Selasa, 30 November 2010

Indahnya Kehilangan

Whats…??? Indahnya kehilangan??? Apa ga’ salah tulis tuh? Atau lagi ga’ sadar yang nulis? Hehehe…
Engga’ kok, itu tidak salah tulis kok, yang nulis juga dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya hehehe. Memang sih selama ini yang namanya kehilangan itu pasti pahit kaya’ obat rasanya, pasti buat hati sakit, kecewa, sebel dan ujung-ujungnya nangis, marah-marah bahkan kadang kita protes ke Allah? Iya ato iya? Hayu.. jawab.. pasti jawabnya iya ngaku.. hehehe Coba dech sekarang kita liat definisi kehilangan versi mereka yang di luar sana, bukan versi kita.

Kemaren waktu maksi bareng ma temen yang menjadi relawan untuk korban bencana alam merapi. Satu minggu dia di sana dan tahu apa yang dia ceritakan pada saya? Sungguh menakjubkan apa yang dia ceritakan, sungguh banyak pelajaran yang didapat di sana. “seandainya kau ada disana alia.. pasti kau akan menangis melihat seperti apa sleman dan orang-orang korban meletusnya merapi itu” tak ayal pikiran saya langsung melayang ke tepat pangungsian itu, terlintas di benak saya seperti apa kota yang bernama sleman yang sekarang sudah rata dengan tanah yang warnanya tidak lagi coklat melainkan abu-abu, tidak ada kehidupan sama sekali kecuali sebatang pohon kelapa yang sudah layu pastinya, yang lebih pantas disebut padang pasir bukan daratan. Itu masih kotanya yang sudah tidak berpenghuni, bagaimana dengan penduduknya? Seolah teman saya bisa membaca pertanyaan dalam hati sayadia bercerita lagi “dan tahukah kau alia.. ketika sampai di tempat penampungan, lebih dari 5.000 pengungsi dari anak kecil sampai lansia yang tidak sedikit dari mereka terpisah dari sanak saudaranya. Bisa kau bayangkan alia, bagaimana seandainya kita yang ada disana sendiri tanpa ibu, ayah, adik kakak bahkan kekasih yang biasanya ada menemani kita tidak ada disana?” ada desiran halus menggelayut dalam hati saya tenggorokan saya sesaat seperti ada yang menyekik, iya bagaimana seandainya saya adalah salah satu dari para korban itu, I can’t imagine it!. “hanya teko tempat membuat teh ini mas yang sempat saya selamatkan itupun karena saat merapi meletus saya sedang minum teh” begitu jawab sang bapak ketika teman saya bertanya apa yang sempat terselamatkan dari bencana itu, ketika ditanya barang berharga yang bapak itu bawa ke tempat pengungsian, beliau menjawab dengan tenang tak ada nada sedih sedikitpun dijelaskan bahwa tidak ada satupun yang terselamatkan kecuali teko dan baju yang melekat di badannya itu. Papar teman saya membuat semakin tercekat rasanya tenggorokan saya, bagaimana bisa mereka setegar itu dalam keadaan kehilangan semua yang mereka miliki termasuk rumah & harta yang telah mereka kumpulkan dengan susah payah, dengan cucuran keringat, dengan banting tulang setiap hari. “Ya Allah…” hanya itu yang keluar dari mulut saya menanggapi cerita teman saya tentang mereka.

Ternyata tidak sampai disitu ceritanya “yang membuatku merasa kecil dan merasa bukan apa-apa ketika ada seorang nenek berkata padaku alia, beliau menuturkan kalau bicara sedih pasti pastilah sedih mas, tapi semua kan datangnya dari Gusti Allah, dan kembali ke Gusti Allah, nanti juga akan diberikan lagi gantinya jadi buat apa susah mas selama masih bisa tersenyum ya kita senyum Alhamdulillah mas Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup” saya dapati suara teman saya mulai gemetar, raut wajahnya begitu sendu begitu juga dengan saya, rasanya ingin kutumpahkan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata saya. Lagi-lagi saya hanya mampu menimpalinya dengan kata “Ya Allah..” entahlah saya yang biasanya cerewet tiba-tiba speechless. Dalam hati tiba-tiba ada yang ikut nimbrung dalam pembicaraan saya dengan teman saya itu, hati saya tak henti-hentinya bersyukur atas apa yang saya miliki sampai saat ini, semuanya sekecil apapun yang saya miliki yang kadang terlupa untuk saya syukuri atas keluarga, teman, pekerjaan, bahkan atas helaan nafas yang masih bisa saya rasakan sampai detik ini.

See…
Bagaimana definisi kehilangan versi mereka lain dengan kita yang hanya kehilangan uang ribuan rupiah, sebuah hape atau kehilangan pacar yang kita sayangi. Mereka kehilangan semuanya sobat, tidak tersisa satupun, hanya pakaian yang melekat pada tubuh mereka dan pastinya bukan pakaian yang bersih, wangi dan bagus seperti yang kita miliki sobat…yang mereka pakai sudah usang.
Bagaimana mereka masih mampu tersenyum dan ikhlas menerima kehilangan demi kehilangan yang menimpa mereka. Bagaimana dalam keadaan tanpa sanak saudara mereka mampu berkata bahwa semua adalah milik Allah dan akan kembali kepadaNya. Tidak ada amarah dan protes seperti apa yang sering kita lakukan. Begitulah indahnya kehilangan bagi mereka, kehilangan yang menyisakan syukur atas nafas yang masih mereka rasakan, syukur atas mata yang bisa melihat dunia, telinga yang masih bisa digunakan untuk mendengar celoteh anak dan cucu mereka, atas tangan kaki dan semua anggota badan yang mereka miliki. Indah bukan? Ketika kita mampu melihat kehilangan dari sisi yang lain, memaknai kehilangan dengan syukur atas apa yang kita miliki dan apa masih kita miliki sampai saat ini.

Minggu, 28 November 2010

Surat Sayang Untuk Kakakku...


Kak…
Taukah kau apa yang selama ini ada di hatiku? Taukah dirimu rasa yang selalu kusimpan rapat-rapat berharap kau tidak pernah mengetahuinya? Bahkan aku berharap kau tidak pernah mampu menduganya dan bertanya-tanya sedikitpun.

Hem…
Anyway…
Ketika aku bersamamu, ingin rasanya waktu berjalan dengan lambat hingga aku bisa bersamamu sedikit lebih lama, iya aku ingin bersamamu lebih lama lagi. Tapi, setiap di dekatmu entah mengapa waktu seakan berjalan lebih cepat dari biasanya seolah ia cemburu aku berlama-lama denganmu hehehe…

Ketika kau menatap mataku, kau membuatku salah tingkah. Kalau agak lama kau memandangku dalam hatiku selalu bertanya apa yang sedang ada di pikiranmu saat itu, apa yang ingin kau temukan dariku. Karena itu aku tak mampu membalas tatapanmu lama-lama, karena itu kenapa setiap kau menatapku aku selalu memalingkan wajahku. Aku tidak berani beradu mata denganmu karena aku pasti kalah, aku tidak ingin kau membaca apa yang sedang kurasakan saat itu. Tapi aku bahagia ketika mendapatimu sedang memandangku, menatap mataku hems :)

Kakakq…
Sadarkah dirimu? bahwa aku sering memandangmu ketika kau alihkan pandanganmu dariku? aku senang memandang wajahmu, aku memandangmu lekat-lekat berharap aku mampu merekamnya dalam ingatanku hingga kecil kemungkinan untuk terlupa akan raut wajahmu kecuali kalau memang Sang Pemilik ingatan itu memintanya kembali :)
Berbincang denganmu membuatku lupa waktu, aku menikmati setiap cerita yang kau tuturkan, selalu saja yang keluar dari mulutmu adalah hal-hal yang baik, aku seperti disodori es teh manis segelas gede saat dehedrasi tinggi ketika kau mulai berbicara tentang Ilmunya Allah. Iya sadarkah kamu kak, kalau kau seperti gudang ilmu untukku, sekolah bagiku.

Tapi kutahu tak selamanya kau akan bersamaku karena memang kau punya kehidupan sendiri tanpaku tentunya. Yup, kehidupan yang di dalamnya sama sekali tidak ada hadirku, bahkan bayanganku pun tak boleh hadir menyertaimu. Hanya sampai disini saja waktumu yang Dia berikan untuk menemaniku, singkat dalam hitunganku tapi tidak denganNya bagiNya ini sudah lebih dari cukup untukku. Kukira bisa lebih lama lagi bersamamu tetapi ternyata tidak ya kak, ternyata sampai disini saja baiklah kalau begitu. Bisa bersamamu adalah nikmat tersendiri yang telah Allah berikan dalam catatan perjalananku menapaki ruas jalanNya.

Tidak ada satu kejadianpun yang Allah tetapkan tanpa maksud dan tujuan, ya kan kak? Begitu juga kenapa Allah menghadirkanmu di sebagian hariku. Darimu Allah ingin mengajarkan aku banyak hal, banyak banget bahkan sama sekali tidak pernah terbesit dalam benakku aku akan mengalami semua ini. Teguran yang sangat halus dari Allah untuk memanggilku kembali kepadaNya disampaikan melalui dirimu setelah sekian lama diri ini bersenang-senang dengan dunia yang kubuat sendiri, dunia yang hampa walaupun tak terlihat seperti itu di luarnya. Allah ingin hambaNya yang satu ini menjadi sosok yang lebih baik lagi, menjadi lebih kuat, lebih cantik di MataNya :). Dengan sakit yang kadang menggores hati, dengan tangis yang tak jarang membuat sesak di tenggorokanku, dengan kecewa, dengan senyum dan tawa, dengan semua itulah Allah mendewasakan diri ini untuk menjadi lebih tegar dari sebelumnya. Dan semuanya dititipkanNya padamu, seseorang yang aku kagumi, sosok sepertimulah yang aku harapkan menjadi imamku tidak hanya dalam sholatku tapi juga dalam kehidupanku, dunia dan akhiratku. Sekali lagi, sosok sepertimu kak tidak berarti itu kamu ;p

Terima kasih Ya Rabb…
Terima kasih telah Engkau hadirkan di 1 episode hidupku seseorang yang mampu menjadi sahabat & kakak bagiku
Terima kasih telah Engkau Ijinkan diri ini mengenalnya lebih dekat sampai hati ini berharap lebih dari yang seharusnya
Terima kasih telah mengajarkan rasa syukur atas apa yang tidak kumiliki, mengajarkan untuk tidak berharap atas apa yang bukan hakku
Terima kasih diantara rasa kecewa tidak setetespun air mata Engkau ijinkan menetes dari mataku, atas senyum diantara perihnya lara dalam hati ini
“Maka nikmat Tuhanmu mana yang engkau dustakan?” tidak ada Ya Rabb.. tidak ada satupun nikmatMu yang pantas kudustakan

Ya Allah…Dzat yang menggenggam jiwa dan raga ini, Sang Pemilik hati dan hidup ini
Hamba menitipkan kakak hamba padaMu Ya Rabb…
Jagalah dia di setiap helaan nafasnya lindungilah dia dalam setiap langkahnya sayangilah dia melebihi Engkau menyayangi hamba
Teguhkanlah imannya dalam agamaMu Ya Rabb, lembutkan hatinya, jadikanlah setiap kata yang keluar dari bibirnya hanyalah kebaikan saja
Sampaikanlah padanya dimanapun dia berada, ada seseorang yang selalu menghadirkan dia dalam setiap doanya yaitu adiknya ini
Sampaikan pada kakak hamba Ya Rabb, disini ada yang selalu menyayanginya, seseorang yang dia panggil adik..

Makasih ya kak…
Atas semuanya, semua yang telah kau hadirkan dalam hari-hariku
Makasih untuk waktu yang engkau sisikan untukku, terima kasih telah bersedia memanggilku adik
Maaf ya kak.. jika selama ini aku selalu membuatku susah, buatmu sedih
Tolong dibukakan seluas-luasnya pintu maafmu untuk luka yang mungkin telah aku goreskan di hatimu
Hingga aku mampu meneruskan jalanku dengan tenang, tanpamu lagi pastinya ;p
Selamat meneruskan langkahmu, semoga jalanmu di depan akan lebih baik bahkan jauh lebih lagi
Aku sayang kakak..

Selasa, 23 November 2010

Just Remind...

 Just Remind buat diri sendiri :)
Lagi inget ma perkataannya sahabat saya ketika saya mengharapkan sesuatu yang salah  
"Buat apa sih ngarepin yang bukan hak lo.."  
Singkat, padat, jelas. Yups.. buat apa selalu memikirkan apa yang bukan hak kita, memikirkan apa yang tidak kita miliki, dan berharap sesuatu yang bukan hak kita.

Makasih ya dah diingetin Ndan... 
Begitu memang seharusnya sahabat saling mengingatkan di saat kita salah
Thanks a lot...

Rabu, 17 November 2010

Indahnya Pelangi


Setiap orang pasti berkata bahwa pelangi itu indah, mejikuhibiniu penuh warna warni yang membuatnya begitu mempesona, dia tidak datang setiap saat hanya sesekali dan itupun tidak dalam waktu yang lama. Hems.. yakin dech setiap orang pasti akan menantikannya dan akan berharap bisa melihatnya. Pelangi yang begitu mempesona itu datang setelah adanya hujan dan panas, hujan yang sangat lebat mungkin dan panas yang begitu membakar kulit.

Seperti itulah perjalanan hidup menghadapi masalah ehm...lebih tepatnya ujian, iya ujian yang Allah berikan untuk menjadikan kita insan yang lebih baik, ujian yang harus kita lewati untuk bisa naik kelas di sekolah milik Allah :) diibaratkan saja ujian itu adalah hujan dan panas, ujian yang kadang membuat lelah badan dan pikiran, yang membuat hati sesak dan tidak jarang membuat kita berkeluh kesah, protes kenapa harus seperti ini? kenapa harus saya? tapi sadarkah kita bahwa semuanya itu akan membuat kita menjadi sosok yang lebih kuat? sadarkan bahwa Allah memberikan pelajaran itu karena sayang kepada kita? Sungguh Allah tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambaNya dan pastinya kita tidak akan lupa bahwa sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan iya kan? Yup benar sekali memang tidak ada suatu masalah pun yang tidak ada jalan keluarnya.

Lalu...apa yang harus kita risaukan? apa yang harus kita proteskan kepada Allah? Apa yang membuat kita selalu berkeluh kesah, setelah tahu kenapa Allah memberikan ujian itu? Tidak inginkah kita melihat pelangi setelah hujan itu redah? tidak inginkah kita menikmati mejikuhibiniu milik sang pelangi? saya rasa semua akan mengharapkan begitu, mendapati happy ending :) Ketika ujian itu datang maka mari kita mempertebal kesabaran kita dan menikmati apa yang Allah berikan kepada kita, kita selesaikan tugas-tugas kita sebaik mungkin, mari kita serahkan hasil akhirnya kepada PemilikNya dan menjadikan setiap ujian itu untuk mendekatkan diri kita pada Sang Pemilik Jiwa. Hingga pada akhirnya Allah akan memberikan nikmat yang begitu besar, lebih indah dari apa yang kita rencanakan, Allahlah yang akan menyelesaikan semua urusan itu. Pada saat itulah kita dapati pelangi. Indah bukan?

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah 153)
so... siapa yang tidak ingin bersama Allah? siapa yang tidak ingin ditemani oleh Allah di setiap helaan nafasnya? Saya tentunya, saya sangat ingin selalu bersama Allah :)



Kamis, 11 November 2010

Jika Saat Itu Datang...

Cepat atau lambat hari itu akan datang...
Hari dimana dia akan meninggalkan saya, hari dimana dia akan meneruskan hidupnya tanpa saya, dia akan memenuhi janjinya yang telah terucap sebelum bertemu dengan saya. Saya tidak tahu kapan itu akan terjadi entah besok? satu minggu lagi? atau beberapa bulan lagi? yang saya tahu hari itu akan datang kecuali jika Allah menetapkan lain jika Allah menghendaki dia tetap bersama saya, Wa Allahu A'lam bishshowab (semoga Amin :) hehehe). Dan mulai saat itu, jika telah tiba saatnya dia harus meninggalkan saya maka tidak akan pernah sekalipun dia akan hadir di hari-hari saya lagi, tidak sekalipun dia akan menemani saya, yang hadir hanya kenangan yang dia tinggalkan pada saya.

Mulai saat itu pasti saya akan merindukannya, seseorang yang tidak hanya mampu menemani saya duduk, bercerita tapi seseorang yang selalu mengingatkan saya pada Sang Pemilik Jiwa. Iya, dari setiap tutur katanya terlihat jelas bahwa dia sangat merindukan Rabbnya. Saya akan merindukan setiap doa yang dia ajarkan, saya akan merindukan bagaimana dia mentransfer hasil kajian yang pernah dia ikuti kepada saya, saya akan merindukan lantunan ayat suci Al Quran dari dirinya, saya akan merindukan cerita tentang impiannya untuk hafidz Quran. Saya pasti akan sangat merindukan wajah teduhnya, rasa nyaman yang dia berikan, kesederhanaan yang dia miliki.

Membayangkan saya tidak akan bisa bersamanya lagi, rasanya berat tapi mau tidak mau kalau Allah sudah berkehendak mau berbuat apa? bukankah Allah mengetahui apa-apa yang terbaik untuk setiap hambaNya? lalu kenapa harus merasa berat? iyakan...? dia adalah milik Allah, kapanpun ketika Allah menetapkan habisnya masa saya dengannya saya tidak boleh protes kan? :) dia bukan milik saya, saya sama sekali tidak berhak atas dirinya. Bisa mengenal sosok sepertinya dan bisa bersamanya selama ini adalah anugerah tersendiri yang Allah berikan kepada saya.

Dengan atau tanpa dia, hidup saya akan tetap berlanjut tanpa dia saya akan baik-baik saja :) ada Allah yang  akan selalu bersama saya, yang tidak akan pernah meninggalkan saya. Tidak ada yang harus saya khawatirkan tentang hari itu, akan datang atau tidak itu hak prerogatif Allah untuk menetapkannya Yang datang pasti akan pergi dan yang hilang pasti akan ada gantinya Insya Allah...bukan begitu kehidupan? semua akan berputar tinggal bagaimana kita memaknainya. Semoga saya dan dia termasuk hambaNya yang mampu mengambil hikmah.

Saya + Allah = cukup :) 
Saya tidak butuh yang lain sebagai penolong saya ;)
Bila saat itu tiba, semoga tidak ada air mata yang menyesakkan dada, tidak ada yang mencekat di leher. Bila saat itu tiba, semoga kita mampu mengembalikan semuanya kepada Pemiliknya dan menyerahkan diri kepadaNya. Amin Allahumma Amin...

Minggu, 07 November 2010

Jangan Berhenti Melangkah..

Jadilah seperti karang yang tetap teguh dihempas ombak...
Pesan itu yang ingin kusampaikan ketika kakak laki-lakiku sedang diuji untuk menjadi seorang imam. Pernikahan yang dibinanya hampir 12 tahun itu sedang diuji ketahanannya saat ini. Kepercayaan, kesetiaan dan keikhlasan saat ini sedang dipertanyakan, sudah sekuat apa? sudah kokohkah hingga tidak akan terkikis oleh godaan apapun? Si sulung yang sudah mulai meranjak remaja dan si kecil yang sedang lucu-lucunya apakah tidak cukup kuat untuk mempertahankan janji kepada Sang Ilahi saat ijab diucapkan?
Ujian... 
Cepat atau lambat pasti ujian itu akan datang, bukan untuk menghancurkan semua yang mulai tertata rapi, tapi untuk menguji dan menguatkan apa yang sudah dibangun. Untuk mereview kembali apa-apa yang kurang selama ini. Tidak semua jalan itu mulus bukan? ada kalanya kerikil dan bebatuan itu membuat kita tersandung, tidak hanya sekali mungkin beberapa kali dan sandungan itu tidak membuat kita berhenti berjalan bukan? tapi membuat kita lebih hati-hati melangkah. Seperti halnya karang di laut, ia tetap kokoh berdiri walaupun beribu-ribu kali ombak menghantamnya.
Masih 12 tahun perjalanan itu, masih panjang jalan yang harus ditempuh, sangat panjang.
Masku...kuatkan dirimu, perteballah perisaimu untuk menghadang semua yang menghalangi jalanmu, lihatlah mas si sulung dan si kecil masih membutuhkan ayah dan bundanya, mereka membutuhkan ruang yang hangat untuk merasa aman dan itu diantara ayah bundanya yang selalu memberikan kasih sayang kepada mereka. Masku...yakinlah Allah tidak akan salah memberikan takaran ujian kepada hambaNya, yakinlah bahwa Allah memberikan kita ujian bukan karena Allah tidak sayang kepada kita tapi sebaliknya karena Allah begitu sayang dan menginginkan kita untuk semakin dekat denganNya
Jangan berhenti melangkah mas, jangan merasa lelah akan semua yang sedang mas lalui. Jalanmu masih panjang dan pasti masih banyak jalan yang berliku, masih banyak kerikil dan bebatuan yang akan menghalangi langkahmu maka lewati ujian kali ini dengan kemenangan, dengan harapan baru yang lebih baik. Lakukan yang terbaik dan selebihnya serahkan pada Yang Maha Memiliki, wish everything will be fine


Ya Rabb..
Jangan pernah meninggalkan dirinya walau hanya sesaat, ingatkanlah dia untuk selalu mengingat dan mendekat padaMu Amin Allahumma Amin...